Kamis, 30 Juni 2011

Vetsin (MSG) Tak Sekedar Penyedap


RASA adalah hal penting dalam makanan. Untuk meningkatkan citarasa suatu makanan biasanya diperlukan bumbu penyedap atau penguat rasa agar makanan jadi lebih lezat dan gurih. Salah satu bumbu sangat populer adalah vetsin atau bahasa kimianya MSG (monosodium glutamate). Keberadaan MSG ini sudah diakui dapat menyebabkan masakan menjadi lebih enak, lezat, dan sangat disukai oleh indra lidah kita. Namun belakangan, para ahli kesehatan menuduh senyawa ini sebagai penyebab timbulnya berbagai masalah kesehatan.
.


Secara sederhana MSG dibagi menjadi dua jenis, yakni alami dan buatan. MSG yang alami sehat untuk dikonsumsi. Sedangkan yang buatan, dan justru banyak beredar, sangat berpotensi mendatangkan gangguan kesehatan.


Jika digunakan secara berlebihan, MSG mempunyai efek negatif terhadap tubuh. 12 gram MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.


Sebelum tahun 60-an MSG digunakan golongan masyarakat baik ibu rumah tangga maupun restoran di Cina, Jepang, Korea, Thailand, Vietnam dan Myanmar. Takarannya pun sangat kecil sekali, yakni 1-2 korek kuping (setara dengan 30-60 Mg) untuk setiap porsi masakan ala Cina, mie atau bakso. pangsit. Makanan tradisionel dan lokal asli tidak menggunakan sama sekali, karena sudah terasa lezat dan gurih oleh ramuan bumbu rempah.


Pada dasarnya MSG tidak dibutuhkan untuk jenis masakan Indonesia karena sudah banyak bahan bahan yang membuat lezat pada makanan Indonesia, jika ditambah lagi MSG maka itu berarti berlebihan. Disamping itu, MSG berfungsi mengintensifkan rasa gurih dari produk daging dagingan utamanya.


Jika pun diperlukan pengganti MSG biasanya adalah yeast extract (ekstrak khamir), atau moromi (hasil fermentasi kedele) atau bubuk kecap. Untuk itu, demi kesehatan tubuh kita terutama anak-anak, hindari penggunaan MSG yang berlebihan dalam masakan dan makanan dan sebaiknya mengganti penyedap masakan anda dengan garam dan gula atau tidak memakainya sama sekali


Kenapa MSG disukai?


MSG adalah garam dari L-asam glutamat (GLU) yang merupakan asam amino pembentuk protein yang sangat penting bagi makhluk hidup. Senyawa ini banyak terdapat secara alami di hampir seluruh tubuh makhluk hidup dan makanan seperti keju, susu, jamur, daging, serta beberapa sayuran.


Tubuh manusia dan binatang memproduksi sendiri senyawa glutamat untuk kepentingan metabolisme, fungsi otak, dan sebagai sumber energi. Untuk berbagai kepentingan tersebut, manusia ibaratnya memiliki lapar berat akan glutamat. Penelitian di Amerika menunjukkan rata-rata orang Amerika per hari mengonsumsi glutamat sekira 11 gram dari bahan alami, 1 gram dari MSG, 30-45 gram dari keju parmesan, dan 50 gram dari produksi tubuh sendiri. Jadi, jika ditotalkan, maka glutamat yang ada di tubuh hampir 100 gram per hari!


Karenanya, tidaklah mengherankan bila MSG dibubuhkan pada makanan, tubuh menganggapnya sebagai glutamat yang vital bagi metabolismenya dan akan sangat merangsang pencernaan. Hal ini pernah dinyatakan oleh Prof. Bernd Lindmann dari Universitas Homburg yang dalam tulisannya mengatakan, ”... bagi manusia konsumsi protein merupakan kebutuhan mutlak untuk menjaga fungsi kehidupan, dan manusia dalam evolusinya mengembangkan kepekaan untuk mengenali rasa protein yang amat penting bagi fungsi kehidupannya, sekaligus menggemarinya”. Dari sini pula kita menjadi tahu mengapa makanan cepat saji (fast food) atau chips kentang yang banyak dibubuhi bahan penyedap jauh lebih digemari orang, terutama oleh anak-anak.


Apakah MSG berbahaya?


Mungkin kita berpikir, tak ada masalah jika mengonsumsi MSG dalam jumlah besar karena glutamat secara alami sudah ada dalam tubuh. Selain itu, proses pembuatannya pun alami (secara fermentasi) tidak memakai bahan-bahan kimia berbahaya. Tapi, beberapa penelitian menyebutkan MSG dapat menyebabkan timbulnya berbagai masalah kesehatan seperti kegemukan, kerusakan otak, kerusakan sistem syaraf, depresi, sampai kanker. Hal tersebut dikarenakan glutamat yang ada dalam makanan segar seperti daging dan beberapa sayuran ada dalam bentuk terikat dengan asam amino lain membentuk protein. Sedangkan glutamat dalam bentuk bebas seperti MSG merupakan senyawa exitotoxin atau beracun.


Yang paling mengkhawatirkan adalah dampaknya pada otak. Mengenai hal itu seorang profesor di Northwestern University Medical School, George E. Shambaugh, Jr., MD menyebutkan, “…ketika sel-sel neuron di otak menerima senyawa ini (MSG-red.), mereka menjadi sangat bergairah dan meningkatkan impulsnya sampai pada tingkat kelelahan yang sangat tinggi. Tapi, beberapa jam kemudian neuron-neuron tersebut mati seakan-akan mereka bergairah untuk mati”.


Jika banyak sel neuron yang mati, maka fungsi otak pun dapat menurun, yang tentunya sangat berbahaya bagi perkembangan otak, terutama anak-anak. Dalam suatu percobaan, anak-anak yang mengonsumsi sup mengandung MSG dan minum dengan Nutrasweet (soft drink) darahnya akan mempunyai tingkat excitotoxin (keracunan) 6 kali lebih besar dari excitotoxin yang menghancurkan hypothalamus neuron pada bayi tikus. Jadi, menurut Prof. George E. Shambaugh, makin muda anak, makin besar bahaya yang dapat ditimbulkan MSG pada otak.


MSG juga sering dikait-kaitkan dengan masalah kanker. Dr. Russell Blaylock seorang dokter ahli bedah otak dalam artikel "Health and Nutrition Secrets" menyebutkan, glutamat bebas dan senyawa excitotoxin lainnya (seperti aspartame dalam soft drink) dapat menghasilkan jumlah radikal bebas yang sangat banyak dalam jaringan tubuh. Jika radikal-radikal bebas ini terus-menerus membombardir DNA, maka gen kanker akan teraktivasi dan menimbulkan kanker. Walaupun di dalam tubuh sudah terdapat enzim yang berfungsi menangkap dan menetralisasi radikal bebas tersebut, tetap saja kemungkinan ini akan lebih mudah terjadi bila gen orang tersebut mudah terserang kanker, sistem kekebalan tubuhnya rendah, dan pola hidup tidak sehat.


Untuk meningkatkan daya tahan tubuh tersebut, makanan yang dikonsumsi harus berimbang. Dalam hal ini, untuk meredam radikal bebas yang disebabkan MSG, konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C, vitamin E, dan co-enzym Q10 dalam lemak akan sangat membantu. Selain itu, untuk memperkuat rasa, bisa digunakan bahan penyedap lain seperti kecap, santan kelapa, dan bumbu tradisional lainnya yang aman.***

Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar