Senin, 25 Juli 2011

GURINDAM 12 KARYA RAJA ALI HAJI

GURINDAM PASAL 1

Barang siapa tiada memegang agama
Segala-gala tiada boleh dibilangkan nama
Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma'rifat

Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegahNya tiada ia menyalah

Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal Tuhan yang bahri

Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya

Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudarat
GURINDAM PASAL 2

Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut

Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang

Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa

Barang siapa meninggalkan zakat
Tidaklah hartanya beroleh berkat

Barang siapa meninggalkan haji
Tidaklah ia menyempurnakan janji
GURINDAM PASAL 3

Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita

Apabila terpelihara kuping
Kabar yang jahat tiadalah damping

Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya paedah

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan

Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fi'il yang tiada senonoh

Anggota tengah hendaklah ingat
Disitulah banyak orang yang hilang semangat

Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi
GURINDAM PASAL 4

Hati itu kerajaan didalam tubuh
Jikalau zalim segala anggotapun rubuh

Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir
Distulah banyak orang yang tergelincir

Pekerjaan marah jangan dibela
Nantilah akan dikepala

Jika sedikitpun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekong

Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka

Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah

Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar

Barang siapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor

Dimana tahu salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi

Pekerjaan takabur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih
GURINDAM PASAL 5

Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihatlah kepada budi dan bahasa

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia

Jika hendak mengenal orang yang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia

Jika hendak mengenal orang yang berilmu
Bertanya dan belajar tidaklah jemu

Jika hendak mengenal orang yang berakal
Didalam dunia mengambil bekal

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihatlah pada ketika bercampur dengan orang ramai
GURINDAM PASAL 6

Carilah olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat

Carilah olehmu akan guru
Yang boleh tahukan setiap seteru

Carilah olehmu akan istri
Yang boleh menyerahkan diri

Carilah olehmu akan kawan
Pilih segala yang setiawan

Carilah olehmu akan 'abdi
Yang ada baik sedikit budi
GURINDAM PASAL 7

Apabila banyak berkata-kata
Disitulah jalan masuk dusta

Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itulah tanda hampirkan duka

Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat

Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapaknya letih

Apabila banyak mencela (mencacat) orang
Itulah tanda dirinya kurang

Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sajalah umur

Apabila mendengar akan kabar
Menerima itu hendaklah sabar

Apabila mendengar kata aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan

Apabila perkataan yang lemah lembut
Lekaslah segala orang yang mengikut

Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar

Apabila pekerjaan yang amat benar
Tidak boleh orang berbuat onar
GURINDAM PASAL 8

Barang siapa khianat akan dirinya
Apalagi kepada lainnya

Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya

Lidah suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya

Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya kabar

Orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripada sirik mengaku kuasa

Kejahatan diri sembunyikan
Kebaikan diri diamkan

Ke'aiban orang jangan dibuka
Ke'aiban diri hendaklah sangka
GURINDAM PASAL 9

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia yaitulah syaitan

Kejahatan seorang perempuan tua
Itulah iblis punya penggawa

Kepada segala hamba-hamba raja
Disitulah syaitan tempatnya manja

Kebanyakan orang yang muda-muda
Disitulah syaitan tempat bergoda

Perkumpulan lelaki dengan perempuan
Disitulah syaitan punya jamuan

Adapun orang tua(h) yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat

Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitan kuat berseteru
GURINDAM PASAL 10

Dengan bapa jangan durhaka
Supaya Allah tidak murka

Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat

Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ditengah balai

Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil
GURINDAM PASAL 11

Hendaklah berjasa
Kepada yang sebangsa

Hendaklah jadi kepala
Buang perangai orang yang cela

Hendaklah memegang amanat
Buanglah khianat

Hendaklah marah
Dahulukan hujjah

Hendaklah dimalui
Jangan memalui

Hendak ramai
Murahkan perangai
GURINDAM PASAL 12

Raja mufakat dengan menteri
Seperti kebun berpagar duri

Betul hati kepada raja
Tiada jadi sebarang kerja

Hukum 'adil atas rakyat
Tiada raja boleh 'inayat

Kasihkan orang yang berilmu
Tanda rahmat atas dirimu

Hormat akan orang yang pandai
Tanda mengenal kasa dan cindai

Ingatkan dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti

Akhirat itu terlalu nyata
Kepada hati yang tidak buta

Selasa, 19 Juli 2011

Yang Akan Menentukan

Bismillah….
“Ketika kau berharap ceritamu tertuang dalam sejarah… Maka tulislah cerita yang menyejarah..
Apa rahasianya ?
Syaratnya sederhana.. Engkau bekerja dengan CINTA”
Dalam kisah kehidupan, ada kalanya kita sulit mendefinisikan apa cita-cita kita. Menemukan titik balik hidup untuk memantapkan pilihan di ranah mana kita akan melangkah bukanlah perkara gampang. Ada mungkin yang dengan mudah mampu melewatinya. Bisa saja mereka memang telah merancang sebelumnya, atau memang keputusan-keputusan Allah justru hadir secara tak terduga untuk merubahnya. Seperti perahu yang berlayar, kemungkinan ia akan ke mana hanya ditentukan oleh dua hal, sang kapten dan alam yang membawa mereka. Hanya saja, kekuatan alam jauh lebih besar menentukan ke mana perahu itu akan berlayar. Kekuatan alam ini-lah yang dikendalikan oleh Allah, Sang Penguasa setiap manusia, yang menentukan arah mana engkau akan berjalan.
Tapi, jika kita berpikir kembali, rasa-rasanya hidup kita lebih banyak menuliskan kelalaian dibanding kesyukuran. Silakan saksikan betapa Allah tidak pernah memberikan teriknya matahari melebihi dari yang bisa kita tahan. Bayangkan saja jika Allah menurunkan hujannya hingga membanjiri seluruh bumi, betapa tersiksanya manusia. Namun segala makhluk Allah, Matahari, hewan, bulan, awan dan semua yang bertasbih untuk-Nya tak pernah sekalipun lali untuk mentaatinya. Kalau sudah begini, bukankah kita lebih hina dari mereka yang menyembah Allah tanpa pernah lalai ?
Yang akan menentukan dari setiap jalan yang kita tempuh ada pada kemantapan hati untuk memilih mana yang baik untuk akhiratmu. Keberhasilanmu mendapatkan potensi terbaiknya ditentukan dengan seberapa jauh engkau mengenal Tuhanmu. Sebaik-baiknya engkau mengenal Allah, maka sebaik pula engkau mengenal potensimu. Ia tidak akan pernah hadir sebelum kita menemukan siapa diri kita, siapa kita sesungguhnya, dan dari mana kita berasal. Kesadaran siapa kita dan dari mana kita, harus kita bersamai dengan perasaan cinta kepada Allah.
Cinta inilah yang menjadi kunci.
Jika engkau CINTA, maka pengorbanan bukanlah menjadi kendala..
Jika engkau CINTA, maka kelelahan bukanlah menjadi hambatan..
Sebab cinta dan energi yang lahir karena-Nya adalah sebuah catatan keabadian.
Berat memang, tidak ada yang mudah menjaga kenikmatan jiwa karena kerinduan yang meletup-letup kepada-Nya. Tidak ada yang begitu mudah mendapatkan energi cinta itu kemudian dengan gampangnya akan terpelihara sepanjang masa.
Kulitas CINTA-mu akan selaras dengan kualitas KERJA-mu..
Kualitas CINTA-mu akan berjalan beriringan dengan kualitas PENGORBANAN-mu..
Kulitas CINTA-mu akan tetap terjaga seiring dengan jatuhnya KERINGAT-mu…
Tidak mudah kawan.. Tidak ada yang mudah menjaga kekuatan CINTA-mu..
Itulah yang membedakan CINTA kepada Allah dan CINTA kepada makhlukNya.. Kecintaanmu kepada Makhluk Allah pengorbanannya tidak akan sebesar mempertahankan CINTA-mu pada Allah.. Karena Apa ?
Karena kecintaan yang suci kepada-Nya jauuuh lebih menumbuhkan dan membahagiakan dibanding kecintaanmu pada makhluk-Nya…
Waktu..
Waktu yang akan menentukan, siapa yang akan bertahan dengan kemurnian cinta untuk-Nya.. dan siapa yang akan jatuh karena kelelahan mempertahankan cinta-Nya..
Allah selalu ada bagi kita.. selagi kita merasa bahwa harap untuk selalu bersama-Nya takkan pernah berakhir..
“Maka rangkailah jalanan yang panjang itu menjadi cerita baru yang menyejarah.. jangan lupa.. Eratkan peganganmu dengan kekuatan CINTA yang murni..
Sehangat mentari.. ia akan selalu menyinari.. Secerah pagi.. ia akan selalu memberi Inspirasi..”
Taipei, 5 Juli 2010
“untuk siapa pun yang berjuang demi cintanya pada-Nya”


sumber: www.dakwatuna.com

Selasa, 05 Juli 2011

Cinta Tanpa Definisi


Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun. Atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Atau meluluhlantakkan bangunan-bangunan angkuh di pusat kota metropolitan. Begitulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat.

Seperti banjir menderas. Kau tak kuasa mencegahnya. Kau hanya bisa ternganga ketika ia meluapi sungai-sungai, menjamah seluruh permukaan bumi, menyeret semua benda angkuh yang bertahan di hadapannya. Dalam sekejap ia menguasai bumi dan merengkuhnya dalam kelembutannya. Setelah itu ia kembali tenang: seperti seekor harimau kenyang yang terlelap tenang. Demikianlah cinta. Ia ditakdirkan jadi makna paling santun yang menyimpan kekuasaan besar.

Seperti api menyala-nyala. Kau tak kuat melawannya. Kau hanya bisa menari di sekitarnya saat ia mengunggun. Atau berteduh saat matahari membakar kulit bumi. Atau meraung saat lidahnya melahap rumah-rumah, kota-kota, hutan-hutan. Dan seketika semua jadi abu. Semua jadi tiada. Seperti itulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kekuatan angkara murka yang mengawal dan melindungi kebaikan.

Cinta adalah kata tanpa benda, nama untuk beragam perasaan, muara bagi ribuan makna, wakil dari kekuatan tak terkira. Ia jelas, sejelas matahari. Mungkin sebab itu Eric Fromm ~dalam The Art of Loving~ tidak tertarik ~atau juga tidak sanggup~ mendefinisikannya. Atau memang cinta sendiri yang tidak perlu definisi bagi dirinya.

Tapi juga terlalu rumit untuk disederhanakan. Tidak ada definisi memang. Dalam agama, atau filsafat atau sastra atau psikologi. Tapi inilah obrolan manusia sepanjang sejarah masa. Inilah legenda yang tak pernah selesai. Maka abadilah Rabiah Al-Adawiyah, Rumi, Iqbal, Tagore atau Gibran karena puisi atau prosa cinta mereka. Abadilah legenda Romeo dan Juliet, Laela Majenun, Siti Nurbaya atau Cinderela. Abadilah Taj Mahal karena kisah cinta di balik kemegahannya.

Cinta adalah lukisan abadi dalam kanvas kesadaran manusia. Lukisan. Bukan definisi. Ia disentuh sebagai sebuah situasi manusiawi, dengan detail-detail nuansa yang begitu rumit. Tapi dengan pengaruh yang terlalu dahsyat. Cinta merajut semua emosi manusia dalam berbagai peristiwa kehidupannya menjadi sublim: begitu agung tapi juga terlalu rumit. Perang berubah menjadi panorama kemanusiaan begitu cinta menyentuh para pelakunya. Revolusi tidak dikenang karena geloranya tapi karena cinta yang melahirkannya. Kekuasaan tampak lembut saat cinta memasuki wilayah-wilayahnya. Bahkan penderitaan akibat kekecewaan kadang terasa manis karena cinta yang melatarinya: seperti Gibran yang kadang terasa menikmati Sayap-sayap Patah-nya.

Kerumitan terletak pada antagoni-antagoninya. Tapi di situ pula daya tariknya tersembunyi. Kerumitan tersebar pada detail-detail nuansa emosinya, berpadu atau berbeda. Tapi pesonanya menyebar pada kerja dan pengaruhnya yang teramat dahsyat dalam kehidupan manusia.

Seperti ketika kita menyaksikan gemuruh badai, luapan banjir atau nyala api, seperti itulah cinta bekerja dalam kehidupan kita. Semua sifat dan cara kerja udara, api dan air juga terdapat dalam sifat dan cara kerja cinta. Kuat, Dahsyat, Lembut, Tak terlihat. Penuh haru biru. Padat makna. Sarat gairah. Dan, antagonis.

Barangkali kita memang tidak perlu definisi. Toh kita juga tidak butuh penjelasan untuk dapat merasakan terik matahari. Kita hanya perlu tahu cara kerjanya. Cara kerjanya itulah definisi: karena ~kemudian~ semua keajaiban terjawab disini.


~ Anis Matta ~

MENYONSONG BULAN RAMADHAN


Bulan ramadhan yang insya ALLAH sebentar lagi akan kita masuki adalah bulan yang sangat mulia, bulan tarbiyah untuk mencapai derajat yang paling tinggi & paling mulia yaitu derajat takwa :


wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpusa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa ( QS Al Baqoroh : 183)



Predikat taqwa ini tidak mudah untuk diperoleh, taqwa baru akan diperoleh manakala seseorang melakukan persiapan yang cukup matang, dan mengisi bulan ramadhan itu dengan berbagai kegiatan amal ibadah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah & para shohabatnya, sehingga tidak berlebih-lebihan ataupun seenaknya sendiri dalam beribadah dibulan Ramadhan tersebut.

PERSIAPAN MENJELANG RAMDHAN
Minimal dalam menyambut bulan Ramadhan ada 3 ( tiga) hal yang perlu kita kita persiapkan :

1. Persiapan Ruh & Jasad
Membersihkan jiwa & hati dengan bertaubat kepada Allah dari segala kemaksiyatan yang telah kita lakukan selama setahun penuh & mohon pertolongan kepada Allah semoga bisa menahan diri & menjauhi segala jenis kemaksiyatan.
Juga dengan cara mengkondisikan diri agar pada bulan sya'ban ( sebulan sebelum Ramadahan ) kita telah terbiasa berpuasa, sehingga kondisi ruhiyyah imaniyah meningkat & tubuh sudah terlatih berpuasa, dengan kondisi seperti ini, maka ketika kita memasuki bulan ramadhan kondisi ruh & iman telah membaik, disisi lain tidak akan terjadi lagi gejolak fisik & proses penyesuain yang kadang-kadang dirasakan oleh orang-orang yang baru pertama kali berpuaasa seperti : lemah badan, demam, panas dingin pusing dan sebagainya.

2. Persiapan Materi
Bulan Ramadhan merupakan bulan muwassat ( santunan), sangat dianjurkan memberi santunan kepada orang lain betapapun kecilnya, kita kumpulkan & kita sisihkan sebagian rizki kita sedikit demi sedikit untuk kita shodaqohkan dibulan Ramadhan, pahala yang sangat besar akan didapat oleh orang yang tidak punya tetapi ia memberi kepada orang lain yang sedang berpuasa ,walupun Cuma sebuah kurma, ataupun seteguk air ataupun sesuap nasi.
Rasulullah SAW pada bulan Ramadhan ini sangat dermawan, sangat pemurah, digambarkan bahwa sentuhan kebaikan & sentuhan Rasulullah SAW kepada masyarakat sampai merata & menyebar, lebih merata ketimbang sentuhan angin terhadap benda-benda disekitarnya, sebagaimana diceritakan oleh ibnu 'abbas RA : ' sesungguhnya Rasulullah SAW saat bertemu dengan malaikat jibril lebih derma daripada angin yang dilepaskan ( HR bukhari-muslim ). Sentuhan & sikap ini sudah barang tentu tidak dapat dilakukan dengan persiapan-persiapan materi yang memadai.

3. Persiapan fikri ( pemikiran & pemahaman )
Minimal persiapan fikri ini meliputi dua hal . pertama berusaha untuk tafaqquh ( memahami) tentang Ramadhan & keutamaan bulan Ramadhan, hukum-hukum berkaitan dengan puasa, mengetahui petunjuk Rasulullah SAW sebelum memasuki Ramadhan, mempelajari syarat-syarat puasa, syarat sah puasa, pembatal-pembatalnya, demikian pula kewajiban-kewajiban, larangan, sunnah-sunnah & yang dibolehkan dalam puasa.
Kedua: dapat memanfaatkan & mengisi bulan Ramadhan dengan kegiatan-kegiatan yang secara logis & kongkrit mengantarkannya untuk mencapai ketaqwaan, seperti qiyamullail, qiroatul quran, mempelajari & mengahapalkannya, umrah ramadahan bagi yang mampu, I'tikaf, shodaqoh, dzikir, zakat serta amalan-amalan shalih yang lain secara umum.
Inilah 3 hal yang minimal kita harus mempersiapkannya untuk menyongsong bulan yang penuh berkah yaitu bulan Ramadhan, semoga kita bisa mengambil faedah dari tulisan ini & memberikan kita umur yang panjang sehingga kita masih bisa bertemu denga bulan Ramadhan tersebut.

ASMAA'UL HUSNA

Asmaa'ul husna adalah nama-nama Allah ta'ala yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berati yang baik atau yang indah jadi Asma'ul Husna adalah nama nama milik Allah ta'ala yang baik lagi indah.
Asmaa'ulhusna secara harfiah ialah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah.


Berikut adalah beberapa terjemahan dalil yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan Hadits tentang asmaa'ul husna:
  • "Dialah Allah, tidak ada Tuhan/Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia mempunyai asmaa'ul husna (nama-nama yang baik)." - (Q.S. Thaa-Haa : 8)
  • Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaa'ul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu" - (Q.S Al-Israa': 110)
  • "Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan". (Q.S. Al-Araf 180)
  • Dalam suatu hadits Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa menghitungnya, niscaya ia masuk surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Di dalam kitab suci Al-Qur'an Allah SWT disebut juga dengan nama-nama sebutan yang berjumlah 99 nama yang masing-masing memiliki arti definisi / pengertian yang bersifat baik, agung dan bagus. itulah yang di sebut sebagai Asmaa'ul husna.
Asmaul Husna hanya milik ALLAH SWT. Manusia sebagai makhluk-Nya hanya dapat memahami, mempelajari, dan meniru kandungan makna dari nama yang baik tsb dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut ini Asmaul Husna atau nama nama Allah:
  1. Ar-Rahman, artinya Yang Maha Pemurah
  2. Ar-Rahiim, artinya Yang Maha Pengasih
  3. Al-Malik, artinya Maha Raja
  4. Al-Qudduus, artinya Maha Suci
  5. As-Salaam, artinya Maha Sejahtera
  6. Al-Mu’min, artinya Yang Maha Terpercaya
  7. Al-Muhaimin, artinya Yang Maha Memelihara
  8. Al-‘Aziz, artinya Yang Maha Perkasa
  9. Al-Jabbaar, artinya yang Kehendaknya Tidak Dapat Diingkari
  10. Al-Mutakabbir, artinya Yang Memiliki Kebesaran
  11. Al-Khaaliq, artinya yang Maha Pencipta
  12. Al-Baari’, artinya Yang Mengadakan dari Tiada
  13. Al-Mushawwir, artinya Yang Membuat Bentuk
  14. Al-Ghaffaar, artinya Yang Maha pengampun
  15. Al-Qahhaar, artinya Yang Maha Perkasa
  16. Al-Wahhaab, artinya Yang Maha Pemberi
  17. Ar-Razzaq, artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
  18. Al-Fattaah, artinya Yang Maha Membuka (Hati)
  19. Al-‘Alim, artinya Yang Maha Mengetahui
  20. Al-Qaabidh, artinyaYang Maha Pengendali
  21. Al-Baasith, artinya Yang Maha Melapangkan
  22. Al-Khaafidh, artinya Yang Merendahkan
  23. Ar-Raafi’, artinya Yang Meninggikan
  24. Al-Mu’izz, artinya Yang Maha Terhormat
  25. Al-Mudzdzill, artinya Yang Maha Menghinakan
  26. As-Samii’, artinya Yang Maha Mendengar
  27. Al-Bashiir, artinya Yang maha Melihat
  28. Al-Hakam, artinya Yang Memutuskan Hukum
  29. Al-‘Adl, artinya Yang Maha Adil
  30. Al-Lathiif, artinya Yang Maha Lembut
  31. Al-Khabiir, artinya Yang Maha Mengetahui
  32. Al-Haliim, artinya Yang Maha Penyantun
  33. Al-‘Azhiim, artinya Yang Maha Agung
  34. Al-Ghafuur, artinya Yang Maha Pengampun
  35. Asy-Syakuur, artinya Yang Menerima Syukur
  36. Al-‘Aliyy, artinya Yang Maha Tinggi
  37. Al-Kabiir, artinya Yang Maha Besar
  38. Al-Hafiizh, artinya Yang Maha Penjaga
  39. Al-Muqiit, artinya Yang Maha Pemelihara
  40. Al-Hasiib, artinya Yang Maha Pembuat Perhitungan
  41. Al-Jaliil, artinya Ynag Maha Luhur
  42. Al-Kariim, artinya Yang Maha Mulia
  43. Ar-Raqiib, artinya Yang Maha Mengawasi
  44. Al-Mujiib, artinya Yang Maha Mengabulkan
  45. Al-Waasi’, artinya Yang Maha Luas
  46. Al-Hakiim, artinya Yang Maha Bijaksana
  47. Al-Waduud, artinya Yang Maha Mengasihi
  48. Al-Majiid, artinya Yang Maha Mulia
  49. Al-Baa’its, artinya Yang Membangkitkan
  50. Asy-Syahiid, artinya Yang Maha Menyaksikan
  51. Al-Haqq, artinya Yang Maha Benar
  52. Al-Wakiil, artinya Yang Maha Pemelihara
  53. Al-Qawiyy, artinya Yang Maha Kuat
  54. Al-Matiin, artinya Yang Maha Kokoh
  55. Al-Waliyy, artinya Yang Maha Melindungi
  56. Al-Hamiid, artinya Yang Maha Terpuji
  57. Al-Muhshi, artinya Yang Maha Menghitung
  58. Al-Mubdi’, artinya Yang Maha Memulai
  59. Al-Mu’id, artinyaYang Maha Mengembalikan
  60. Al-Muhyi, artinya Yang Maha Menghidupkan
  61. Al-Mumiit, artinya Yang Maha Mematikan
  62. Al-Hayy, artinya Yang Maha Hidup
  63. Al-Qayyuum, artinya Yang Maha Mandiri
  64. Al-Waajid, artinya Yang Maha Menemukan
  65. Al-Maajid, artinya Yang Maha Mulia
  66. Al-Waahid, artinya Yang Maha Tunggal
  67. Al-Ahad, artinya Yang Maha Esa
  68. Ash-Shamad, artinya Yang Maha Dibutuhkan
  69. Al-Qaadir, artinya Yang Maha Kuat
  70. Al-Muqtadir, artinya Yang Maha Berkuasa
  71. Al-Muqqadim, artinya Yang Maha Mendahulukan
  72. Al-Mu’akhkhir, artinya Yang Maha Mengakhirkan
  73. Al-Awwal, artinya Yang Maha Permulaan
  74. Al-Aakhir, artinya Yang Maha Akhir
  75. Azh-Zhaahir, artinya Yang Maha Nyata
  76. Al-Baathin, artinya Yang Maha Ghaib
  77. Al-Waalii, artinya Yang Maha Memerintah
  78. Al-Muta’aalii, artinya Yang Maha Tinggi
  79. Al-Barr, artinya Yang Maha Dermawan
  80. At-Tawwaab, artinya Yang Maha Penerima Taubat
  81. Al-Muntaqim, artinya Yang Maha Penyiksa
  82. Al-‘Afuww, artinya Yang Maha Pemaaf
  83. Ar-Ra’uuf, artinya Yang Maha Pengasih
  84. Maalik al-Milk, artinya Yang Mempunya Kerajaan
  85. Zuljalaal wa al-‘Ikram, artinya Yang Maha Memiliki Kebesaran serta Kemuliaan
  86. Al-Muqsith, artinya Yang Maha Adil
  87. Al-Jaami’, artinya Yang Maha Pengumpul
  88. Al-Ghaniyy, artinya Yang Maha kaya
  89. Al-Mughnii, artinya Yang Maha Mencukupi
  90. Al-Maani’, artinya Yang Maha Mencegah
  91. Adh-Dhaarr, artinya Yang Maha Pemberi Derita
  92. An-Naafi’, artinya Yang Maha Pemberi Manfaat
  93. An-Nuur, artinya Yang Maha Bercahaya
  94. Al-Haadii, artinya Yang Maha Pemberi Petunjuk
  95. Al-Badii’, artinya Yang Maha Pencipta
  96. Al-Baaqii, artinya Yang Maha Kekal
  97. Al-Waarits, artinya Yang Maha Mewarisi
  98. Ar-Rasyiid, artinya Yang Maha Pandai
  99. Ash-Shabuur, artinya Yang Maha Sabar

Dari berbagai sumber.

Sabtu, 02 Juli 2011

Nilai 101 % dari sudut pandang matematika

apakah yang senilai dengan 100% ? dan apakah artinya memberi lebih dari 100% ?
Pernahkah bertanya-tanya tentang orang-orang yang mengatakan mereka memberikan lebih dari 100% kemampuan mereka?
Kita pernah berada dalam situasi dimana seseorang menginginkan anda mengerahkan LEBIH DARI 100% kemampuan anda
Bagaimana MENCAPAI PRESTASI senilai 101% ?
Apa saja yang senilai 100% dalam kehidupan?
Berikut adalah rumus matematika sederhana yang mungkin bisa membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas :
Jika…
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
diwakilkan dengan angka, menjadi :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
PERHATIKAN BERIKUT INI :
Jika
Kata H-A-R-D-W-O-R- K (KERJA KERAS)
8+1+18+4+23+15+18+11 = 98%
Ini mungkin dapat diartikan : bahwa kerja keras hanya akan membawa tingkat keberhasilan sebesar 98%
dan
K-N-O-W-L-E-D-G-E (PENGETAHUAN)
11+14+15+23+12+5+4+7+ 5 = 96%
Dapat diartikan : pengetahuan akan membawa tingkat keberhasilan sebesar 96%
Namun
A-T-T-I-T-U-D-E (SIKAP)
1+20+20+9+20+21+4+5 = 100%
Ternyata sikaplah yang paling mempengaruhi keberhasilan kita (percaya atau tidak)
KEMUDIAN, perhatikan seberapa jauh kasih sayang Allah SWT (Love Of God) akan membawa anda :
L-O-V-E-O-F-G-O-D
12+15+22+5+15+6+7+15+4 = 101%
Dan akhirnya Tuhanlah yang paling berkuasa atas keberhasilan kita..



"Bilangan Keramat" Baru dalam Matematika


Matematika kini punya bilangan keramat baru, yakni 6,28. Bilangan keramat ini diperkenalkan oleh Bob Palais pada tahun 2001 sebagai pengganti 3,14 atau Pi yang biasa dikenal dalam perhitungan keliling dan luas lingkaran. Tahun lalu, bilangan keramat baru itu resmi dinamai "Tau" dan tanggal 28 Juni diperingati sebagai "Hari Tau".
Kalau Pi adalah rasio antara keliling lingkaran dan diameternya, 6,28 atau Tau adalah rasio antara keliling lingkaran dan jari-jarinya. Bilangan keramat itu dinilai lebih sakti daripada Pi sehingga dinobatkan sebagai pengganti. Bila bilangan keramat tersebut digunakan, beberapa konsep matematika menjadi lebih sederhana sehingga mudah dimengerti.
Kevin Houston, pendukung Tau dan matematikawan dari University of Leeds, Inggris, menerangkan dalam video di YouTube tentang kelebihan Tau. "Ketika mengukur sudut, matematikawan tidak menggunakan derajat, tetapi radian. Ada 2Pi radian dalam satu lingkaran. Ini berarti seperempat lingkaran setara dengan 1/2Pi. Ini berarti, seperempat setara dengan setengah. Ini gila," katanya.
"Mari kita pakai Tau. Seperempat lingkaran sama dengan seperempat Tau. Seperempat ya setara dengan seperempat. Bukankah ini lebih mudah untuk diingat? Demikian juga, tiga perempat lingkaran juga sama dengan tiga perempat Tau. Hal ini akan mencegah pelajar matematika, fisika dan teknik mengalami kesalahan konyol," terang Houston.
Dalam artikel berjudul "Pi is Wrong" di mana bilangan 6,28 diperkenalkan tahun 2001, Palais mengungkapkan bahwa selama ribuan tahun, manusia telah memfokuskan pada bilangan matematika yang salah. "Peluang untuk menarik pelajar dengan penyederhanaan yang natural dan cantik telah membawa ke latihan yang membingungkan dalam latihan serta dogma," tulis Palais.
Bila ternyata malah membuat bingung, haruskah Pi dihilangkan? Dikutip oleh Life Little Mysteries, Livescience, Rabu (29/6/2011), Houston berkomentar, "Pi tak harus dihilangkan. Saya memang pendukung Tau, tapi bukan anti Pi. Dengan demikian, siapa pun bisa memakai Pi jika mereka melakukan penghitungan yang melibatkan setengah Tau."
Bagi para guru matematika, konsep Tau juga bisa mulai diperkenalkan. Apalagi, berdasarkan penelitian yang dilakukan Palais, terbukti bahwa Tau berhasil meningkatkan kemampuan pelajar dalam mempelajari matematika, terutama dalam konsep geometri dan trigonometri di mana faktor 2Pi lebih sering digunakan.
Tau sendiri dipilih sebagai simbol bilangan keramat baru dalam matematika secara independen oleh fisikawan dan matematikawan penulis "The Tau Manifesto", Michael Hart dan pakar informasi asal Denmark, Harremoës. Tau dipilih karena kemiripannya dengan Pi sehingga cocok dengan ide beralih ke Tau.